JAKARTA, mediarilisnusantara.com – Pramono Anung, seorang tokoh penting dalam dunia seni dan politik, baru-baru ini menarik perhatian publik dengan memborong lima lukisan dari pameran karya komunitas disabilitas di Jakarta Selatan. Pameran ini bertajuk “Warna-Warna” dan berlangsung di Dia.lo.gue Artspace, menampilkan karya-karya seniman penyandang disabilitas.
Pameran ini tidak hanya sekadar acara seni, tetapi juga merupakan platform untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya inklusivitas dalam dunia seni. Kurator pameran, Nano Warsono, menekankan bahwa seni adalah media ekspresi yang vital bagi penyandang disabilitas, memberikan mereka ruang untuk berbagi pengalaman dan membangun jejaring.
Baca Juga: Ridwan Kamil Dan Suswono: Dapat Restu Din Syamsuddin Untuk Membangun Jakarta
Pramono Anung menyatakan bahwa dukungannya terhadap seni disabilitas bukanlah tindakan politik, melainkan bentuk kepedulian terhadap pengembangan seni di kalangan penyandang disabilitas. Ia menegaskan bahwa pembelian lukisan tersebut adalah upaya untuk mengapresiasi karya-karya luar biasa yang dihasilkan oleh seniman berkebutuhan khusus.
Dalam pameran ini, berbagai organisasi dan seniman berkolaborasi untuk menciptakan ruang yang lebih inklusif. Agung Hujatnikajennong, kurator lainnya, menekankan pentingnya kolaborasi antara seniman dan institusi untuk memperluas akses bagi seniman disabilitas. Hal ini menunjukkan bahwa seni dapat menjadi jembatan untuk mengurangi kesenjangan sosial.
Baca Juga: Menuju 2025: Strategi Partai Perindo Dalam Memperkuat Pengurus Daerah
Pameran “Warna-Warna” berlangsung dari 14 Agustus hingga 13 Oktober 2024, menarik perhatian banyak pengunjung yang ingin melihat karya-karya unik dari seniman disabilitas. Kegiatan ini juga menciptakan kesempatan bagi aktivis dan komunitas untuk berinteraksi serta mempromosikan kesetaraan.
Melalui langkah Pramono Anung, diharapkan lebih banyak perhatian diberikan kepada seni disabilitas di Indonesia. Ini merupakan langkah positif dalam mengakui kontribusi penyandang disabilitas dalam dunia seni rupa dan budaya secara umum.
Baca Juga: Abdul Qohar Klarifikasi Harga Jam Tangan: Hanya Rp4 Juta, Beli Di Pasar Lima Tahun Lalu
Dengan adanya pameran seperti ini, harapannya adalah agar seni disabilitas semakin terintegrasi dalam perkembangan seni rupa nasional. Ini bukan hanya tentang lukisan yang dijual, tetapi juga tentang membangun masyarakat yang lebih inklusif dan menghargai keberagaman.
(Tea)