Jakarta, MRN – Setidaknya ada 2 juta warga negara Indonesia yang saat ini masih berobat keluar negeri dengan tujuan negara wisata medis favorit seperti Malaysia, Singapura, Jepang, Amerika, Jerman dan lainnya. Presiden Joko Widodo menegaskan untuk tidak membiarkan hal tersebut terus terjadi karena hingga saat ini telah menyebabkan potensi Rp 165 triliun devisa negara hilang diakibatkan aliran modal yang keluar negeri terus menerus (“2 Juta WNI Berobat ke Luar Negeri, Jokowi: Rp 165 Triliun Devisa Kita Hilang.”).
Persepsi kualitas pelayanan medis lebih baik, jenis layanan lebih lengkap didukung teknologi informasi dan teknologi medis terkini, serta harga yang lebih kompetitif adalah beberapa alasan
WNI berobat ke luar negeri. Padahal Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan industri wisata medis karena telah memiliki 374 rumah sakit kelas A dan B yang terakreditasi paripurna/internasional, serta memiliki destinasi wisata kelas dunia.
Bapak dr. Ediansyah, M.A.R.S, M.M., seorang Direktur Rumah Sakit An-Nisa di Cibodas, Tangerang, menjadikan persoalan di atas sebagai bahan penelitian yang dituangkan dalam disertasi berjudul “Pengaruh dan Anteseden Kemampuan Berjejaring terhadap Kinerja Rumah Sakit yang Dimoderasi oleh Ekosistem Wisata Medis dan Dinamika Lingkungan Eksternal” dan dipaparkan dalam Sidang Promosi Doctor of Research in Management (DRM) BINUS Business School pada Sabtu, 11 Maret 2023 di Auditorium Kampus Anggrek, BINUS @Kemanggisan, Jakarta.
Promovendus Bahas Faktor yang Pengaruhi Kinerja Rumah Sakit Dalam disertasinya, dr. Ediansyah sebagai promovendus mengkaji bagaimana kinerja rumah sakit dipengaruhi oleh berbagai faktor melalui pengembangan kemampuan networking serta peran dari ekosistem dalam wisata medis. Untuk mendukung penelitiannya, promovendus Mengumpulkan data secara online melalui kuesioner yang dibagikan kepada direktur rumah Sakit kelas A dan B yang terakreditasi, baik nasional maupun internasional.
Menurut dr. Ediansyah, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kemampuan berjejaring, Orientasi pasar, serta integrasi sumber daya berpengaruh positif terhadap kinerja rumah sakit. Penelitian ini juga membuktikan adanya hubungan dari tiap faktor kepada satu sama lain,
Baca juga :
H.Alven Stony, S.IP Menyampaikan Hasil Penyelenggaraan Acara HKKN Secara Tertulis
Anggota Dewan Partai Gerindra Mengadakan Acara Revolusi Putih
Dibantu dengan beberapa faktor lainnya. Salah satunya adalah bagaimana ekosistem wisata medis dapat memperkuat hubungan antara kinerja rumah sakit dengan kemampuan berjejaring.
Promovendus juga memberikan saran agar pemerintah dapat membentuk wadah bagi Stakeholder ekosistem wisata medis dan memberikan insentif kepada rumah sakit. Selain itu, dr. Ediansyah menyampaikan beberapa saran untuk rumah sakit, misalnya saja bagaimana rumah sakit harus menyediakan sumber daya manusia dengan kemampuan komunikasi yang baik.
Undang Pakar yang Ahli di Bidangnya Sebagai Narasumber Dalam Sidang Promosi DRM ini hadir sebagai Ketua Sidang sekaligus Rektor BINUS University Prof. Harjanto Prabowo, S.E., M.M.; Promotor promovendus Prof. Dr. Mts. Arief, MBA., CPM.,;
Ko-promotor Prof. Dr. Ir. Mohammad Hamsal, MSE., MQM., MBA., CISCP., CPOD, dan Dr. Sri Bramantoro Abdinagoro, ST., MM; serta Dewan Penguji Prof. Idris Gautama So, SE., S.Kom., M.M., Ph.D, Dr. Asnan Furinto, S.T., M.M., MBA, dan Dr. Dr. Sutoto, M.Kes.