Kremlin Tanggapi Keras Ucapan Kamala Harris yang Sebut Putin Diktator Pembunuh

Moskow, mediarilisnusantara.com – Kremlin menanggapi dengan tegas pernyataan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), Kamala Harris, yang menggambarkan Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai “diktator pembunuh”. Pada Sabtu (12/10/2024), Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyatakan bahwa komentar tersebut mencerminkan bagaimana politikus AS mencoba memaksakan pandangan mereka terhadap dunia.

Pernyataan Peskov ini muncul sebagai respons atas kritik Harris yang mengomentari laporan dalam buku terbaru jurnalis AS, Bob Woodward. Dalam wawancara radio, Harris menyebut Putin sebagai diktator pembunuh, sebuah ungkapan yang semakin memperkeruh hubungan antara kedua negara. “Pendirian politik AS yang tinggi terlihat jelas dipenuhi budaya politik seperti itu,” ujar Peskov seperti dikutip dari *The Straits Times*. Ia menambahkan bahwa model hubungan internasional yang diterapkan AS semakin tidak disukai oleh banyak negara di dunia.

 

Baca Juga: Erick Thohir Sambut Kevin Diks sebagai Kekuatan Baru Timnas Indonesia

 



 

Kritik Harris ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara Rusia dan AS, yang kian memburuk sejak perang di Ukraina yang telah berlangsung lebih dari 2,5 tahun. Perseteruan tersebut juga menjadi salah satu isu utama dalam pemilihan presiden AS 2024, di mana Harris adalah salah satu kandidat.

Sementara itu, pernyataan Peskov dianggap sebagai bagian dari respons Kremlin terhadap laporan bahwa mantan Presiden AS Donald Trump, ketika masih menjabat, pernah mengirimkan tes Covid-19 ke Rusia pada puncak pandemi. Hubungan antara kedua negara memang semakin memanas, terutama setelah AS meminta Putin berhenti mengomentari pemilihan umum di AS pada awal tahun ini. Pada Februari, pemerintah AS mengeluarkan peringatan kepada Rusia terkait campur tangan dalam politik domestik Amerika.

 

Baca Juga: Hashim Djojohadikusumo: Gen Z dan Milenial Enggan Punya Anak karena Rumah Terlalu Mahal

 






 

Pernyataan terbaru dari Kremlin ini menambah panjang daftar ketegangan yang terjadi antara Rusia dan AS dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan, Putin sempat bercanda bahwa ia lebih memilih Kamala Harris daripada Trump dalam pemilihan presiden AS, menyebutkan “tawanya yang menular” sebagai alasan. Namun, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, menyatakan bahwa komentar tersebut hanyalah salah satu bentuk humor publik dari Putin.

Hubungan antara dua negara adidaya ini tampaknya akan terus memburuk menjelang pemilihan presiden AS, dengan kedua pihak saling melempar kritik dan teguran terkait urusan politik masing-masing negara.

 

(Efrain)

Mungkin Anda Menyukai