MRN – Jepang telah mengeluarkan peringatan yang keras terhadap ChatGPT, sebuah model kecerdasan buatan yang dikembangkan oleh OpenAI. Peringatan ini menyoroti bahaya pengumpulan data sensitif tanpa izin yang dapat dilakukan oleh sistem kecerdasan buatan tersebut.
Peringatan Jepang ini menjadi sorotan setelah adanya kekhawatiran tentang potensi penyalahgunaan data pengguna oleh ChatGPT. Pada tanggal 7 Juni 2023, lembaga pemerintah Jepang mengeluarkan pernyataan resmi yang menekankan perlunya penggunaan ChatGPT yang bertanggung jawab dan transparan dalam hal pengumpulan dan penggunaan data.
Jepang memperingatkan bahwa ChatGPT tidak boleh mengumpulkan atau menyimpan data sensitif pengguna tanpa izin. Hal ini sejalan dengan prinsip-prinsip privasi dan perlindungan data yang berlaku di Jepang dan juga di negara-negara lain.
Pernyataan peringatan Jepang menekankan pentingnya kepatuhan terhadap regulasi privasi dan perlindungan data di era kecerdasan buatan. Negara tersebut mendesak pengembang dan pengguna ChatGPT untuk memastikan bahwa data pribadi dan sensitif dilindungi dengan baik dan tidak disalahgunakan.
Mereka menyoroti pentingnya izin pengguna dalam mengumpulkan data serta perlunya kejelasan dalam kebijakan privasi yang diterapkan oleh sistem seperti ChatGPT.
ChatGPT, yang dikembangkan oleh OpenAI, adalah salah satu sistem kecerdasan buatan yang menggunakan model bahasa alami untuk berinteraksi dengan pengguna. Meskipun memiliki potensi besar untuk meningkatkan pengalaman pengguna, namun peringatan Jepang ini menekankan perlunya etika dan tanggung jawab dalam penggunaan teknologi ini.
Dalam konteks ini, Jepang mendorong pengembang ChatGPT dan lembaga terkait lainnya untuk meningkatkan keamanan dan privasi pengguna. Peringatan ini juga menjadi panggilan bagi pengguna ChatGPT untuk lebih waspada dalam memberikan izin akses dan memahami kebijakan privasi yang diterapkan oleh platform yang mereka gunakan.
