Harris vs. Trump: Jajak Pendapat Menunjukkan Persaingan Sengit di Pilpres 2024

WASHINGTON, mediarilisnusantara.com – Persaingan antara Donald Trump dan Kamala Harris dalam pemilihan presiden AS 2024 semakin memanas menjelang hari pemungutan suara pada 5 November. Hasil jajak pendapat terbaru menunjukkan bahwa keduanya bersaing ketat, dengan Trump dan Harris memiliki elektabilitas yang hampir seimbang, masing-masing di angka 48% dan 49% menurut survei dari The New York Times dan Forbes.

Kedua kandidat memiliki kekuatan di kelompok demografi yang berbeda. Trump unggul di kalangan pemilih kulit putih dan generasi muda, sementara Harris mendominasi suara dari pemilih kulit hitam dan Hispanik. Namun, Trump berhasil menarik suara dari kelompok yang biasanya mendukung Demokrat, termasuk 26% pemilih kulit hitam dan 40% pemilih Hispanik.




Baca Juga: Israel Serang Iran, AS Sebut Sebagai Latihan Pertahanan Diri

Negara bagian kunci seperti Pennsylvania, Michigan, dan Wisconsin menjadi medan pertempuran utama. Hasil survei menunjukkan bahwa Harris unggul tipis di Michigan dan Wisconsin, sementara Trump memimpin di Pennsylvania dan beberapa negara bagian lain seperti North Carolina dan Georgia 24. Kemenangan di negara bagian ini sangat penting karena mereka menyumbang banyak suara elektoral.

Meskipun Harris memiliki keunggulan dalam perolehan suara nasional, situasi ini mengingatkan pada pemilu 2016, di mana Trump menang meskipun kalah dalam suara populer. Ini menunjukkan bahwa strategi kampanye dan fokus pada negara bagian tertentu dapat menentukan hasil akhir.

Baca Juga: Hizbullah Murka Atas Pembunuhan Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Oleh Israel

Dukungan dari tokoh publik juga berperan penting. Harris baru-baru ini mendapatkan dukungan dari selebriti terkenal, yang dapat memengaruhi pemilih muda. Di sisi lain, Trump tetap didukung oleh basis penggemar setia yang solid.

Dengan hanya beberapa hari tersisa sebelum pemungutan suara, kedua kandidat berusaha maksimal untuk merebut hati pemilih. Pertarungan ini tidak hanya menentukan siapa yang akan menjadi presiden, tetapi juga menciptakan sejarah baru bagi Amerika Serikat.



Baca Juga: Megawati Soekarnoputri Absen Di Pelantikan Presiden, Kondisinya Tidak Fit Usai Perjalanan Ke Uzbekistan

Kedua kandidat harus terus beradaptasi dengan dinamika politik yang berubah cepat. Dengan margin yang sangat tipis dalam jajak pendapat, hasil akhir bisa sangat tergantung pada partisipasi pemilih di negara bagian yang masih belum pasti.

Sementara itu, para analis politik memperingatkan bahwa hasil jajak pendapat tidak selalu akurat. Jika terjadi kesalahan kecil dalam estimasi dukungan, bisa jadi salah satu kandidat menang dengan selisih yang signifikan.

Baca Juga: AS Serukan Penghentian Perang Israel-Hizbullah Dan Penegakan Resolusi PBB

Dengan semua faktor ini dalam pertimbangan, ketegangan meningkat menjelang hari pemungutan suara. Publik AS kini menunggu dengan penuh harap untuk melihat siapa yang akan keluar sebagai pemenang dalam kontestasi yang sangat ketat ini.



(Tea)

Mungkin Anda Menyukai