Media Rilis Nusantara – Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sundoyo mengajak masyarakat untuk bisa merencanakan keluarga dengan baik. Hal itu dilakukan agar dapat membangun keluarga berkualitas sehingga cita-cita untuk mendapatkan SDM berdaya saing tinggi di Indonesia Emas 2045 bisa terwujud.
“Berencana itu keren,” kata Sundoyo yang menyebutkan tagline sekaligus kampanye BKKBN, melalui telpon, Kamis, 26 September 2024.
Menurutnya, jika kampanye tidak digalakkan, banyak masyarakat yang tidak merencanakan pernikahan atau kehamilannya. Akibatnya, masih ada keluarga yang memiliki banyak anak dan tidak menganggap usia kehamilannya terlalu tua atau terlalu muda.
“Hal ini dapat berkontribusi terhadap angka kematian ibu dan anak, termasuk stunting,” kata Sundoyo.
BKKBN, kata dia, melakukan berbagai upaya agar masyarakat Indonesia bisa membangun keluarga berkualitas. Salah satunya bekerja sama dengan TNI untuk membangun sumur air minum di Desa Gandon, Temanggung, Jawa Tengah. Kolaborasi ini sekaligus memperingati Hari Kontrasepsi Sedunia yang jatuh pada tanggal 26 September.
Diakui Sundoyo, masih banyak daerah yang membutuhkan air bersih. Padahal, kekurangan air bersih erat kaitannya dengan terhambatnya pertumbuhan. “Ini merupakan upaya saling mendukung, agar BKKBN dan TNI bekerjasama menyediakan air minum bersih di berbagai daerah, termasuk Temanggung.”
Air bersih, kata Sundoyo, merupakan salah satu cara keluarga menjalani hidup sehat. Dengan mengkonsumsi air bersih, diharapkan kesehatan mereka menjadi prima.
“Apa upaya kita untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas dan untuk mewujudkannya harus didukung oleh banyak elemen, termasuk penyediaan air minum.”
BKKBN juga menyediakan pendamping keluarga yang tugasnya mengurangi kemacetan. Tim dukungan keluarga dapat bekerja sama di tempat pelayanan terpadu atau door to door di rumah-rumah penduduk.
“Karena mereka yang paling tahu kondisi keluarga yang membutuhkan bantuan. Karena itu, jika ada kasus stunting dalam sebuah keluarga, tim pendamping akan memastikan makanan bergizi dikonsumsi anak yang stunting,” ujar Sundoyo. “Untuk menangani stunting, kita harus lakukan dari hulu ke hilir,” kata dia.
Tim pendamping keluarga juga akan mengedukasi pasangan yang melakukan pernikahan dini yang masih terdapat di pelosok Indonesia. Tim pendamping akan memberikan akses alat kontrasepsi agar ibu muda bisa menunda kehamilan hingga organ reproduksi dan psikologinya betul-betul sudah siap. “Dengan begitu, maka mereka bisa melahirkan anak-anak yang tumbuh kembang dengan sehat dan baik.”
Stunting, kata Sundoyo, bisa diketahui lebih dini dari sejak calon bayi berada di kandungan. Oleh karena itu, jika diketahui lebih dini maka ibu hamil akan diberi stimulan agar bayi yang dilahirkan sehat dengan berat badan ideal. “Oleh karena itu, ini lah yang harus kita intervensi yakni sejak bayi dalam kandungan dengan memberikan stimulan kepada ibu hamil melalui misalnya makanan-makanan bergizi.”
Sundoyo tidak menampik, untuk menangani stunting yang merupakan tugas langsung dari presiden bukan lah hal yang mudah. Apalagi di sisi lain, BKKBN juga mengemban amanah lain yakni melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pembangunan keluarga, pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana.
Edukasi menjadi sesuatu yang penting dalam menangani itu semua. “Berbicara edukasi, berbicara mengenai bagaimana merubah perilaku dan merubah budaya masyarakat, dan itu butuh effort yang luar biasa,” kata dia.
(Tea)