Mediarilisnusantara.com – Ledakan bom nuklir yang terjadi di Kota Hiroshima dan Nagasaki, Jepang pada Agustus 1945. Bom nuklir itu menyebabkan kerusakan dan dampak serius bagi makhluk hidup. Meski demikian, foto dan rekaman video kejadian tersebut tetap ada dan masih bisa dilihat hingga saat ini.
Bagaimana Foto dan Video Nuklir Hirosima dan Nagasaki Diambil?
- Kamera diletakkan jauh dari ledakan bom
Lokasi kamera yang digunakan untuk merekam ledakan bom tersebut diyakini menjadi alasan mengapa foto atau rekaman video peristiwa tersebut masih bisa dilihat hingga saat ini. Alan Carr, sejarawan senior di Laboratorium Nasional Los Alamos di Amerika Serikat, mengatakan kamera ditempatkan jauh dari area ledakan.
Hal ini memungkinkan kamera melakukan pekerjaan yang baik dalam menangkap adegan bom meledak. Reuters melaporkan (29/7/2023) peralatan perekam uji coba bom “Trinity” 1945 ditempatkan di bunker di ketinggian 9.144 meter.
Tak hanya itu, kamera tak berawak pun digunakan untuk mendekati zona ledakan pada jarak 731 meter. Carr menambahkan: “Kamera ditempatkan di kotak berlapis timah di atas kereta luncur, dan mereka menangkap gambar ledakan di cermin, yang terkena langsung oleh cahaya dan ledakan.” Kamera perumahan bangunan juga menggunakan lapisan timah. Gunakan untuk mencegah ledakan.
- Tidak hanya satu kamera
Kamera yang digunakan untuk merekam ledakan bom nuklir juga tidak hanya ada satu. Diberitakan Politifact (4/7/2023), beberapa kamera dipasang mengarah ke lokasi pengujian bom. Satu kamera digunakan untuk merekam interior bangunan tempat kamera- kamera diletakkan. Berbagai sudut dan pengaturan kamera digunakan untuk mendokumentasikan sebanyak mungkin ledakan nuklir serta memperhitungkan potensi kerusakan peralatan.
- Fotografer mengorbankan diri
Kamera memiliki sistem optik canggih termasuk lensa panjang, lensa proyeksi, dan cermin. Ini memungkinkan rekaman untuk ditangkap dari jarak jauh tanpa kamera.
Meski ada kamera tak berawak, tak jarang penanggung jawab menjadi fotografer dan terpaksa mengorbankan dirinya untuk merekam ledakan bom nuklir.
Dikutip dari Peta Pixel (31/7/2023), banyak fotografer anonim meninggal karena kanker. Penyakit ini tertular akibat paparan nuklir selama bom atom. Sayangnya, peran fotografer nuklir kurang dihargai. Hanya foto dan video mereka yang diperhatikan.
(Reza)